Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Friday 13 August 2010

GOOD NEWSS

LABA BERSIH BUMN NAIK 18,26%
Total laba bersih yang berhasil dibukukan seluruh badan usaha milik negara (BUMN) pada paruh pertama tahun ini sebelum audit meningkat 18,26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pada semester I-2010, laba bersih seluruh BUMN tercatat sebesar Rp45,3 triliun, sedangkan paruh pertama tahun lalu hanya Rp38,3 triliun. Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu mengatakan, kontribusi laba BUMN terbesdar berasal dari 10 perusahaan pelat merah.

Ke-10 perusahaan pelat merah itu, yakni PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), PT Pupuk Sriwidjaya, dan PT Krakatau Steel (KS).

Dia menjelaskan, sektor yang pertumbuhannya paling tinggi adalah sektor pertanian. Sektor tersebut tumbuh 16 kali lipat atau mencapai 1.600 persen dari rugi Rp21 miliar menjadi laba sebesar Rp397,4 miliar.

Menurut Said, capaian positif tersebut didorong produksi sektor tersebut yang bagus, terutama karet dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Sektor perbankan mengalami pertumbuhan positif sebesar 36,29 persen dari Rp7,8 triliun menjadi Rp10,7 triliun. Sementara itu, sektor energi tumbuh 27,37 persen dari Rp15,1 triliun menjadi Rp19,2 triliun, sedangkan sektor asuransi tumbuh 20,44 persen dari Rp2,5 triliun menjadi Rp3,03 triliun.

Sektor jasa konstruksi mengalami pertumbuhan positif 8,9 persen dari Rp213 miliar menjadi Rp232,2 miliar. Sektor pembiayaan juga mengalami pertumbuhan positif 53,35% dari Rp554,4 miliar menjadi Rp850,2 miliar.

Sektor pertambangan berhasil mencatat pertumbuhan 49,89 persen dari Rp1,853 triliun menjadi Rp2,78 triliun. Industri strategis mengalami pertumbuhan positif 176 persen dari sebelumnya merugi Rp1,09 triliun menjadi untung sebesar Rp838 miliar.

Keuntungan tersebut ditopang kinerja positif perusahaan baja pelat merah, KS yang berhasil membukukan keuntungan di atas Rp800 miliar pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya mengalami rugi senilai Rp1,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, aneka industri, yang terdiri dari delapan perusahaan mengalami koreksi 136 persen dari sebelumnya laba mencapai Rp74,5 miliar menjadi rugi Rp26,89 miliar. “Delapan perusahaan ini sakit semua termasuk PT Garam,” imbuhnya.

Sektor BUMN, yang juga mengalami penurunan adalah kawasan industri perumahan, yang minus 9,77 persen dari sebelumnya mampu membukukan laba sebesar Rp47,25 miliar menjadi rugi Rp42,6 miliar.

Hal serupa dialami BUMN sektor kehutanan, yang turun 43 persen dari sebelumnya untung Rp409,95 miliar menjadi minus Rp238,9 miliar. Menurunnya laba perhutanan disebabkan volume investasi yang mendominasi sektor ini ketimbang melakukan penghijauan.

Sektor telekomunikasi, ungkap dia, juga mengalami koreksi laba sebesar 1,3 persen dari Rp6,03 triliun menjdai Rp5,9 triliun.

Sektor percetakan dan penerbitan menurun 37,3 persen dari Rp34,15 miliar menjadi Rp21,25 miliar. Sementara itu, sektor logistik dan jasa sertifikasi mengalami penurunan kerugian sekitar 47 persen, dari rugi Rp139,8 miliar menjadi hanya Rp73,8 miliar.

Sementara itu, sektor penunjang pertanian termasuk pupuk mengalami koreksi senilai 23 persen dari sebelumnya Rp1,8 triliun menjadi Rp1,3 triliun. Penurunan laba sektor ini disebabkan turunnya keuntungan perusahaan pupuk akibat stok dan larangan ekspor serta daya serap hanya 70 persen.

Sektor sarana angkutan mengalami penurunan sebesar 56 persen dari Rp702,8 miliar menjadi Rp307,9 miliar. BUMN sarana angkutan tersebut terdiri atas 12 perusahaan, di antaranya Pelayaran Indonesia (Pelni) dan Perum Damri. “Dari 12 perusahaan ini semuanya mengalami kerugian,” ujarnya.

Disingung kinerja sektor sarana angkutan, temasuk PT Garuda Indonesia yang mengalami kerugian pada paruh pertama tahun ini, Menteri BUMN Mustafa Abubakar menuturkan, maskpai penerbangan pada semester I atau kuartal II cenderung menurun.

“Airlines memang ada siklus tahunan. Pada kuartal II, penerbangan itu menurun, dan itu akan naik kembali di kuartal ketiga dan keempat. Bulan Juli, laporan keuangan lebih baik dari kuartal I dan II,” tutur dia.

Karena itu, dia melanjutkan, tidak ada alasan bagi pemerintah ataupun perseroan untuk menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada kuartal IV tahun ini.

Menurut dia, untuk rencana IPO tersebut tidak harus menunggu laporan keuangan kuarta III atau IV, melainkan bisa menggunakan laporan keuangan Juli atau Agustus 2010. “Kita tetap sesuai jadwal,” tandasnya.

No comments: