Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Monday 11 October 2010

BERITA GLOBAL

Keuangan

Senin, 11 Oktober 2010 | 07:58 oleh Nurul Kolbi,
EKSPANSI BANK
BRI terbitkan kartu kredit korporasi

NUSA DUA. Persaingan bisnis kartu kredit korporasi (corporate card) bakal makin seru, menyusul masuknya Bank Rakyat Indonesia (BRI) ke segmen ini. Dalam bisnis ini, bank pelat merah tersebut menggandeng prinsipal MasterCard.

Direktur Bisnis Konsumen BRI Toni Soetirto menjelaskan, potensi segmen korporasi amat besar, karena permintaan serta pasarnya ada dan terus bertumbuh. Nilai transaksinya pun menggiurkan. "Dalam bisnis ini yang dikejar bukan pertumbuhan kartu, tapi nilai transaksinya. Belanja korporasi itu besar, ini yang hendak kami kejar," katanya, akhir pekan lalu.

BRI menargetkan, nilai transaksi dari kartu kredit korporasi ini mencapai Rp 3 triliun dalam tempo setahun ke depan. Toni mengklaim, corporate card BRI ini memberikan kemudahan perusahaan dalam melakukan berbagai transaksi.

Kartu ini memungkinkan penggunanya mengontrol cost expenditure perusahaan serta memonitor transaksi yang tercakup dalam travel and entertainment (T&E) secara lebih mudah. "Jadi nanti perusahaan bisa menelusuri secara mendetail, ke mana saja uang perusahaan dibelanjakan pegawainya," katanya.

Selain itu, BRI corporate card ini memudahkan pegawai menggunakan kartu kredit dengan limit yang lebih besar. Toni membandingkan, penerbit kartu kredit lain biasanya membatasi plafon seseorang dengan limit tertentu. Misalnya, hanya 5% dari total plafon perusahaan, tergantung jenis jabatan. "Nah, kami membebaskan itu, selama tidak melebihi limit perusahaan," katanya.

Dodit Wiweko, General Manager Kartu Kredit Bank BNI, mengakui, peluang bisnis kartu kredit korporasi terbuka lebar. Semakin hari kesadaran perusahaan untuk menyederhanakan sistem pembayaran dan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana mereka, semakin membaik. Kartu ini bukan cuma menghilangkan praktik sistem reimburse atau bayar dulu klaim belakangan, juga menghilangkan kecurigaan terhadap pegawainya. "Survei pasar memang belum ada, tapi tren pertumbuhan itu bisa dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit ini," katanya.

Di Bank BNI, pengguna kartu ini mencapai 250 perusahaan. "Itu meningkat 20% dibanding tahun lalu," katanya. Bank terbesar keempat ini memasarkan corporate card sejak empat tahun silam.

Saham MASA Berpeluang Digiring ke Rp500

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta - PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) berpotensi untuk digiring ke level Rp500 per saham dalam waktu dekat.

Peluang kenaikan saham MASA ini dipicu kabar Perseroan melakukan penempatan saham (placement) sebesar 10% di PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS). Bahkan rumor menyebutkan pembentukan harga pokok book building saham ini berada di kisaran Rp400-450.

Pada perdagangan akhir pekan saham MASA ditutup menguat 15 poin ke level Rp365 per saham.
Ayo! Beli Saham DEWA

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dikabarkan akan dikerek bandar ke level Rp115 per saham dalam waktu dekat.

Peluang tersebut terkait berita bahwa Perseroan akan melanjutkan kerjasama dengan PT Bukit Makmur Utama Tbk (BUMA). Selain itu, Perseroan juga diisukan tengah meraih proyek dari PT Newmont Nusa Tenggara.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham DEWA ditutup menguat 1 poin ke Rp78 per saham. [cms]

Akuisisi Newmont Siap Angkat BUMI
Ahmad Munjin

(IST)

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (11/10) diprediksi menguat. Penjajakan divestasi 7% saham Newmont menjadi katalisnya. Jika terlaksana, akan menambah aset anak usahanya, BRM yang akan IPO. Cocok 'trading buy'.

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Asset Management mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini, salah satunya karena faktor pasar yang mengantisipasi Initial Public Offering (IPO) PT Bumi Resources Mineral (BRM) anak usaha BUMI.

Di sisi lain, BUMI yang masih mempertimbangkan mengambil alih divestasi 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang bisa menjadi katalis penguatan saham sejuta umat ini. Sebab, jika aksi korporasi ini terealisasi akan dimasukkan menjadi aset BRM.

"BUMI berpeluang mengarah ke level resistance Rp2.450 dan Rp2.200 sebagai level support kuatnya," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, kemarin.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham BUMI ditutup menguat Rp75 (3,37%) jadi Rp2.300 dibandingkan sebelumnya di angka Rp2.225. Harga tertingginya mencapai Rp2.325 dan terendah Rp2.200. Volume transaksi mencapai 245,7 juta unit saham senilai Rp560,3 miliar dan frekuensi 4.931 kali.

Nico melanjutkan, memang belum pasti apakah divestasi tersebut bisa didapatkan BUMI atau tidak. Tapi, jika BUMI mendapatkannya, harga saham IPO BRM akan naik dari target semula. "Tapi, untuk awal pekan ini, BUMI memiliki peluang penguatan kembali. Secara technical menunjukkan pergerakan ke atas," papar Nico.

Sementara itu, mengenai anak usaha BUMI, Bumi Investments Pte Ltd yang telah menerbitkan obligasi senilai US$700 juta dengan kupon bunga 10,75% dan bertenor 7 tahun dinilai Nico sangat positif. Sebab, langkah itu dilakukan untuk refinancing. "Tapi, saya tidak tahu, cicilan utang mana yang di-refinancing," imbuhnya.

Seharusnya, imbuh Nico, dana itu digunakan untuk me-refinancing utang yang jatuh tempo dengan bunga lebih tinggi. Kalau memang BUMI melakukan seperti itu, seharusnya positif pengaruhnya bagi laju saham sejuta umat ini. "Pasar harus mencermati hal itu," timpalnya.

Di sisi lain, penguatan harga minyak mentah dunia ke level US$81-83 per barel , menurut Nico, tidak terlalu berpengaruh pada laju saham BUMI. Sebab, harga batubara pun sudah stabil di kisaran US$90-US$100 per metrik ton. "Saya rekomendasikan trading buy saham BUMI," ujar Nico.


Harga Saham KS di Bawah Rp 1.500 Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
11/10/2010 08:08:01 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY
PT Krakatau Steel (KS) dijadwalkan melaksanakan paparan publik terkait penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada Selasa (12/10). Harga IPO perseroan kemungkinan besar di bawah Rp 1.500 per saham.
“Harga saham IPO KS maksimal Rp 1.200 dengan harga nominal Rp 500 per saham,” ujar sumber Investor Daily yang mengetahui rencana IPO KS di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Sumber, harga pelepasan saham KS kemungkinan besar berada pada kisaran Rp 1.000-1.200 per saham. Namun, dia tidak bisa menyebutkan berapa nilai persis harga saham IPO perusahaan baja pelat merah tersebut.
KS berniat melepas 20,89% ke publik atau setara 3,15 miliar saham dari total saham perseroan saat ini sebanyak 15,1 miliar unit. Perseroan menargetkan dana yang bisa diraup dari IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sekitar Rp 2,6-3,3 triliun.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada Jumat (8/10) telah memberikan pernyataan praefektif untuk helatan IPO KS. Pencatatan saham (listing) KS dijadwalkan pada 10 November 2010.
Perseroan telah menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi (underwriter) untuk IPO, yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Bahana Securities.
Sekretaris Kementerian BUMN Mahmuddin Yasin juga tak bersedia menyebutkan besaran harga saham IPO KS. Dia berkilah, hal itu tidak bisa disebutkan karena bukan kapasitasnya untuk berbicara. "Saya tidak boleh melampaui kewenangan Menteri BUMN, tunggu saja Selasa (12/10) pekan depan,” kata dia.

Yasin menegaskan, KS akan mengadakan lawatan (road show) ke sejumlah kota di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat untuk menjaring investor asing mulai Rabu (13/10) pekan depan. Manajemen KS dijadwalkan melawat ke London, Hong Kong, Singapura, dan New York.


No comments: