Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Monday 11 October 2010

IHSG

Indeks Menunggu Koreksi Sehat
Jagad Ananda

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta - Tingginya harga minyak dunia dan bertahannya indeks bursa di AS, diyakini akan tetap menjadi angin segar bagi Bursa Jakarta. Kendati demikian, koreksi masih akan terus berlanjut di pekan ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa menurun kapan saja. Bisa di awal, tengah atau akhir pekan. "Perilaku investor sekarang, benar-benar sulit ditebak. Kapan mereka mau merealisasikan keuntungan," kata seorang pengamat pasar modal.

Penurunan diprediksi bakal terjadi lantaran koreksi yang terjadi pekan lalu belum mencapai angka yang signifikan. Bahkan jika dibandingkan dengan penutupan bursa sepekan sebelumnya (1/10), selama seminggu indeks hanya mengalami penciuatan sebesar 0,16 poin.

Sangat-sangat tipis. Itu terjadi bukan semata-mata adanya aksi ambil untung oleh investor, tapi lebih disebabkan currency war yang terjadi antara China, AS dan Jepang.

Ditambah lagi, harga minyak dunia juga sempat sedikit mengerut. Sehingga, investor asing melakukan 'pengamanan sementara' dengan cara melepas barang. Di penghujung pekan kemarin, asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp515 miliar.

Nah, karena aksi ambil untung masih sangat terbuka, seorang kepala riset dari sekuritas asing menyarankan agar investor berhati-hati. Koleksi, kata dia, akan sangat aman dilakukan setelah indeks terkoreksi 70 hingga 100 poin. “Setelah itu terjadi, indeks akan kembali menguat mendekati 3.600,” imbuhnya.

Banyak faktor yang mendukung kondisi bursa untuk tetap hangat. Salah satunya adalah kondisi perekonomian yang relatif stabil. Laporan keuangan para emitten untuk triwulan III pun diyakini bakal menjadi pendorong yang cukup kuat. Sebab diyakini, sebagian besar laporan akan berwarna biru alias positif.

Selain itu, rating Indonesia yang naik menjadi investment grade bakal membuat asing semakin betah beternak uang di negeri ini. Apalagi, masih banyak saham yang menjanjikan gain menawan.

Lantas apa yang harus dilakukan pemodal dalam rangka menunggu indeks terkoreksi? Sang kepala riset menyarankan agar investor segera merealisasikan keuntungan yang sudah di tangan. Setelah itu, trading bisa dilakukan melalui saham-saham yang terkait erat dengan tingkat bunga dan menguatnya harga minyak.

Seperti diketahui, BI masih mempertahankan tingkat bunga acuan di level 6,5% sementara minyak dunia masih tetap berada di atas US$82 per barel. Dua hal ini, dipercaya, akan semakin memacu bisnis di kalangan perbankan dan sektor komoditas.

Adapun sejumlah saham yang mendapat rekomendasi untuk pekan ini antara lain efek dari kelompok CPO dengan pilihan PT Sampoerna Agro (SGRO), PT Astra Agro Lestari (AALI), BWPT dan PT London Sumatera (LSIP). Sedangkan dari perbankan, para pelaku pasar masih menjagokan PT Bank Mandiri (BMRI).

Kendati sudah mengalami penguatan, saham-saham tersebut di atas diperkirakan oleh para analis masih akan menguat. Hanya saja, investor diingatkan untuk tidak serakah. "Segera lepas setelah ada gain 3-5%," saran seorang analis. Nah, selamat berinvestasi.

No comments: