Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Wednesday 13 October 2010

BERITA GLOBAL

The Fed Picu Wall Street Positif

Rabu, 13 Oktober 2010 - 07:43 wib
text TEXT SIZE :
Widi Agustian - Okezone
Ilustrasi

NEW YORK - Pasar saham AS mencetak level tertingginya selama lima bulan terakhir usai berakhirnya pertemuan The Fed. Di mana pertemuan itu menunjukkan bank sentral AS tersebut kemungkinan besar akan membanjiri pasar dengan uang untuk lebih meningkatkan pertumbuhan.

Padahal, sebelum signal positif datang dari the Fed, pasar saham masih dalam posisi melemah. Tapi langsung berbalik arah, sehingga S&P 500 naik hingga 11,5 persen sejak awal September.

"Pasar saham akan terus didukung oleh statement positif dari para pembuat kebijakan selama beberapa hari ke depan ini," kata ekonom di Nomura Securities International Zach Pandl seperti dikutip dari Reuters, di New York, Rabu (13/10/2010).

Selain itu, saham kontraktor pertambangan naik setelah pemerintah AS mencabut larangan pada pengeoran di laut lepas lebih cepat tujuh minggu dari rencananya. Saham Transocean Ltd naik 4,7 persen menjadi USD64,81 dan Diamond Offshore naik empat persen menjadi USD69,37. Sementara PHLX oil services sector index naik 1,7 persen.

Sementara Intel Corp naik 1,1 persen ke USD19,77 pada pertengahan perdagangan, lalu naik lagi satu persen menjadi USD19,97 setelah setelah laporan keuangan kuartal ketiga lebih kuat dari yang diharapkan dan munculnya perkiraan untuk penjualan yang lebih baik pada kuartal keempat.

Apple juga naik 1,1 persen menjadi USD298,54 dan memimpin kenaikan indeks Nasdaq setelah Barclays menaikkan target harga pada saham perusahaan.

Pada penutupan perdagangan Selasa (12/10/2010), indeks Dow Jones Industrial naik 10,06 poin atau 0,09 persen menjadi 11.020,40. Indeks Standard & Poor's 500 naik 4,45 poin atau 0,38 persen ke 1.169,77. Begitu juga Nasdaq Composite Index naik 15,59 poin atau 0,65 persen, ke 2.417,92


Minyak dekati US$82 per barel

Rabu, 13/10/2010 07:18:33 WIB
Oleh: Bloomberg SYDNEY: Minyak mentah diperdagangkan mendekati level US$82 per barel setelah jatuh untuk hari kedua di New York di tengah-tengah spekulasi menguatnya persediaan minyak AS pada level tinggi selama tiga bulan pekan lalu.

Harga minyak mentah melemah kemarin sebelum dirilisnya laporan Departemen Energi AS yang mungkin akan menunjukkan kenaikan persediaan minyak sebesar 1,4 juta barel menjadi 362,3 juta.

Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi menyatakan bahwa pasar minyak global telah seimbang pada awal pekan ini. Arab Saudi merupakan negara anggota OPEC yang merupakan produsen minyak terbesar.

“Permintaan akan bahan bakar melemah sementara persediaan minyak tinggi. OPEC juga mengirimkan sinyal bahwa mereka akan mempertahankan kuota dan hal ini mungkin akan menyebabkan pasar menjadi lesu semata-mata agar surplus pasokan minyak secara keseluruhan tetap terjaga,” ungkap Tim Evans, analis energi di Citi Futures Perspective di New York.

Harga kontrak minyak mentah untuk pengiriman November berada pada level US$81,74 per barel atau menguat 7 sen di bursa komoditas New York Mercantile Exchange pada pukul 9:39 waktu Sydney. Harga kontrak yang sempat menyentuh level tinggi dalam lima bulan yaitu US$84,43 pekan lalu, melemah 0,7% kemarin menjadi US$81,67.

Harga kontrak minyak mentah jenis brent untuk pengiriman November di bursa berbasis London ICE Futures melemah 22 sen atau 0,3% kemarin menjadi US$83,50 per barel.

Departemen Energi melaporkan pekan lalu bahwa persediaan minyak mentah menanjak 0,9% menjadi 360,9 juta barel pada periode mingguan yang berakhir 1 Oktober. Total persediaan bahan bakar mencapai 1,14 miliar barel atau 0,4% lebih rendah dari rekor pada 17 September.

Para menteri dari Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengadakan pertemuan di Vienna pekan ini seraya mengindikasikan bahwa mereka tidak akan mengubah target produksi yang berlaku sekarang. OPEC meningkatkan prediksi permintaan minyak untuk 2010 pada hari ini sebesar 100.000 barel menjadi 85,59 juta. Level ini dibandingkan dengan target tahun lalu sebesar 84,46 juta.

Sandrine Toerstad, pimpinan analis pasar di Statoil ASA, produsen minyak dan gas terbesar di Norwegia memprediksikan bahwa permintaan minyak akan tumbuh 1,5 juta barel tahun ini dan 1,4 juta barel pada 2011.

Sementara itu, pasokan dari negara-negara non OPEC diprediksikan akan tumbuh 925.000 barel per hari tahun ini dan 100.000 barel pada 2011.


Bursa saham Eropa melemah

Oleh: Bloomberg

LONDON : Harga saham Eropa melemah akibat anjloknya indeks harga rumah di Inggris memicu kekhawatiran bahwa reli saham telah melampaui prospek ekonomi.

Saham Punch Taverns Plc, pemilik pub terbesar di Inggris, anjlok 11% menjadi 80,05 pence setelah melaporkan penurunan biaya sebesar 218 juta pound sterling (US$346 juta). Saham Nobel Biocare Holding AG dan Straumann Holding AG merosot lebih dari 4% karena UBS AG menurunkan peringkat kedua perusahaan implant gigi tersebut. Adapun, saham Daimler AG naik 3,3% menjadi 47,43 euro, memimpin saham perusahaan otomotif melaju setelah UBS merekomendasikan saham pembuat mobil mewah terbesar kedua di dunia itu.

Stoxx 600, indeks acuan Eropa, turun 0,3% menjadi 262,48 pada pukul 16:30 pada penutupan perdagangan di London kemarin, di mana lebih dari tiga saham turun untuk setiap dua saham yang naik. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, indeks ini sudah naik 13% dari titik terendah tahun ini yang terjadi pada Mei, sehingga valuasinya menjadi 15,5 kali laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

"Kami cukup hati-hati terhadap saham. Akan ada yang ingin mengurangi porsinya terhadap kenaikkan ini," ujar Richard Cookson, Direktur Investasi Global pada private bank milik Citigroup Inc di London, dalam acara Bloomberg Television On the Move.

Indeks Stoxx 600 naik 1,2% pekan lalu, di tengah spekulasi bahwa bank sentral AS akan mengumumkan rencana untuk merangsang pertumbuhan ekonomi pada rapat 2-3 November mendatang. The Fed mengumumkan notulen rapat dari pertemuan September lalu, setelah penutupan bursa saham kemarin.

David Miles, salah satu pejabat bank sentral Inggris, menyebutkan The Bank of England tidak boleh mengetatkan kebijakan moneter terlalu dini dan berisiko mengganggu pemulihan ekonomi yang belum matang.

Sebanyak 16 indeks acuan nasional dari 18 bursa Eropa barat mengalami penurunan. Indeks FTSE 100 milik Inggris merosot 0,2% dan indeks DAX Jerman melemah kurang dari 0,1%.

Indeks Prancis CAC 40 turun 0,5%, menyusul aksi buruh yang melakukan demonstrasi keempat kalinya dalam 5 pekan terakhir untuk menentang perubahan sistem pensiun. Serikat buruh juga mengancam akan melakukan pemogokan.

No comments: