Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Tuesday 21 September 2010

BERITA GLOBAL

Kecemasan berkurang, bursa AS melesat

NEW YORK. Mayoritas saham-saham di bursa AS melesat. Kondisi itu mengantarkan indeks Standard & Poor's 500 ke level tertinggi dalam empat bulan.

Catatan saja, pada pukul 16.00 waktu New York, Standard & Poor's 500 index naik 1,5% ke posisi 1.142,71. Ini merupakan level tertinggi sejak 13 Mei lalu. Sementara, indeks Dow Jones naik 145,77 poin menjadi 10.753,62.

Salah saham yang mencatatkan kenaikan adalah Lennar naik 8,2% setelah pendapatan perusahaan pengembang ketiga terbesar AS ini melampaui proyeksi. Kenaikan juga dialami Nettezza Corp yang melesat 15%, Aplle Inc naik 2,9%, dan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc naik 2%.

"Kenaikan yang terjadi hari ini akibat berita positif di pasar. Kecemasan akan terjadinya resesi mulai berkurang," jelas Wasif Latif, vice president of equity investment USAA Investment Management Co. Dia menambahkan, lonjakan bursa saham juga disebabkan oleh kinerja positif perusahaan, adanya aksi korporasi oleh perusahaan sehat seperti akuisisi, pembagian dividen, dan pembelian kembali saham perusahaan.

Sekadar tambahan, bursa AS pada minggu lalu membukukan reli ketiga mingguan. Kenaikan saham dipimpin oleh perusahaan-perusahaan berbasis teknologi.


Rekor lagi, harga emas kian mendekati US$ 1.300

NEW YORK. Harga emas masih saja mencetak rekor baru. Kondisi ini dipicu oleh ketidakstabilan ekonomi.

Catatan saja, kemarin malam, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember ditutup pada posisi US$ 1.280,80 per troy ounce atau naik 0,3%. Level tersebut berhasil memecahkan rekor harga emas pada 17 September lalu yang berada di posisi US$ 1.277,50 per troy ounce.

Sementara itu, kontrak harga emas untuk pengantaran Desesmber juga menembus rekor level harian di posisi US$ 1.285,20 per troy ounce. Rekor sebelumnya adalah US$ 1.284,40 per troy ounce yang terjadi pada 17 September lalu.

Menurut Jono Remington-Hobbs, precious metal analyst TheBullionDesk di London, penyebab utama kenaikan harga emas terdongkrak oleh ketidakpastian ekonomi, volatilitas di pasar matta uang, dan adanya kemungkinan penurunan kuantiti yang artinya pembelian obligasi oleh Pemerintah AS.

"Saya rasa besar kemungkinan emas akan menyentuh posisi US4 1.300 dalam sebulan hingga dua bulan ke depan," katanya.

Sekadar tambahan informasi, dalam setahun terakhir, kontrak harga emas sudah reli 26%.


Resesi Berakhir, Wall Street Tertinggi dalam 4 Bulan


New York - Wall Street meroket ke titik tertingginya dalam 4 bulan terakhir, dipicu pernyataan bahwa resesi di AS telah resmi berakhir sejak Juni 2009.

Reuters melaporkan Biro Riset Ekonomi Nasional AS menyatakan resesi terpanjang yang terjadi sejak perang dunia II secara resmi telah berakhir pada Juni 2009. Namun, bukan berarti perekonomian AS telah berakhir pada kapasitas normalnya.

Kendati demikian, pernyataan tersebut memicu gairah pasar yang terlihat pada penutupan perdagangan Senin (20/9), indeks Dow Jones naik 145,77 poin (1,37%) ke 10.753,62, indeks Standard & Poor's 500 naik 17,12 poin (1,52%) ke 1.142,71, dan indeks Nasdaq naik 40,22 poin (1,74%) ke 2.355,83.

Namun sayangnya, volume perdagangan masih cenderung tipis hanya sebesar 7,16 miliar lembar saham. Angka ini berada di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 9,65 miliar lembar saham.

Penguatan terjadi sehari sebelum pertemuan Bank Sentral AS, the Fed, pada Selasa (21/9) ini. Pasar memprediksi, the Fed akan mempertahankan suku bunga rendah di kisaran 0-0,25%. Selain itu, the Fed juga

dinilai akan mempertahankan kebijakan moneternya guna mendukung pemulihan ekonomi AS.

Ada Sedikit Peluang di Saham Bakrie


, Jakarta – Bursa saham Indonesia Selasa (21/9) diperkirakan melanjutkan koreksi. Namun investor masih bisa hold saham grup Bakrie karena potensi peluang penguatan lebih lanjut.

Analis pasar modal dari PT Lautandhana Sekurindo Muhammad Sugiarto mengatakan, IHSG hari ini masih akan melemah. Penguatan bursa selama ini yang sudah sangat tinggi, membuka peluang koreksi.

Apalagi penyesuaian IHSG setelah libur kemarin lebih cepat dari rally bursa regional. “Sepekan kemarin, IHSG naik 4% sedangkan bursa regional hanya naik 2%,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Di tengah kondisi ini, investor disarankan untuk melanjutkan profit taking, merealisasikan keuntungan untuk saham unggulan, terutama dari sektor perbankan. “Sehingga hari ini akan ada tekanan pada saham perbankan,” ucapnya.

Namun, khusus untuk saham Bakrie, Sugiharto melihat masih ada peluang penguatan lebih lanjut, terutama setelah pada perdagangan kemarin mulai bangkit. Tren besarnya, saham grup ini masih lagging sehingga masih ada peluang trading. “Untuk trading, grup Bakrie masih bisa hold. Jangan segera profit taking, karena masih ada penguatan,” katanya.

Sementara untuk PT Bumi Resources (BUMI) dan PT Bakrie & Brothers (BNBR), investor masih bisa melakukan trading buy. Pasalnya, BNBR mulai bergerak naik setelah selama ini terhenti cukup lama di Rp50 per lembarnya. Sedangkan earning per share (EPS) BUMI sebesar 13,2 kali masih cukup murah dibandingkan industri batubara sebesar 16,4 kali. “Dengan valuasi BUMI yang murah, ada katalis untuk menguat,” paparnya.

Sentimen lain untuk BUMI berasal dari antisipasi proses penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), yang ditargetkan selesai akhir September ini. Terutama karena sudah ada beberapa investor strategis yang diketahui akan menyerap non-preemptive issue BUMI ini. “Saham BUMI masih bisa menguat ke level Rp2.200,” pungkasnya.

Pada perdagangan Senin (20/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 13,671 poin (0,40%) ke level 3.370,982. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat ramai, dimana volume transaksi tercatat 11,888 miliar lembar saham senilai Rp5,070 triliun dan frekuensi 150.538 kali.

Sebanyak 123 saham naik, 116 saham turun dan 60 saham stagnan. Kendati bursa melemah, investor asing masih mencatatkan transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp66 miliar. Dimana transaksi beli mencapai sebesar Rp1,122 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,056 triliun.

No comments: