Minyak tertekan di bawah US$75 per barel
Kamis, 23/09/2010 07:51:54 WIB
Oleh: Bloomberg NEW YORK: Minyak diperdagangkan di bawah US$75 per barel di New York setelah laporan pemerintah mengenai melonjaknya cadangan minyak AS yang di luar dugaan.
Kontrak berjangka melemah 0,4% kemarin setelah Departemen Energy melaporkan peningkatan cadangan 970.000 barel menjadi 358,3 juta minggu lalu. Pasokan bensin juga bertambah.
"Keadaan saat ini membuat situasi semakin sulit saja. Laporan tersebut mengingatkan kita akan tingginya pasokan," ucap Gene McGillian, analis dan pedagang Tradition Energy di Stanford Connecticut.
Kontrak November diperdagangkan pada US$74,79 per barel, naik US$0,08 di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange. Harga sudah turun 5,7% sepanjang tahun ini.
Analis memperkirakan cadangan akan turun setelah berakhirnya masa penutupan pipa saluran Enbridge Energy Partners LP 6A yang mengirim minyak mentah Canada ke Midwest AS.
Cadangan bensin naik 1,59 juta barel menjadi 226,1 juta, level tertinggi sejak Maret. Persediaan diprediksi turun 250.000 barel, sebut estimasi rerata 18 analis.
Minyak jenis brent untuk pengiriman November melemah US$0,47 atau 0,6%, menjadi US$77,95 per barel di bursa ICE Futures London, kemarin.
Harga Emas Melesat Dekati US$ 1.300
Nurul Qomariyah - detikFinance
Foto: Reuters
Pada perdagangan Rabu (22/9/2010) di pasar spot AS, harge emas menembus US$ 1.296,10 per ounce sebelum akhirnya surut ke level US$ 1.290,90 per ounce atau berarti terjadi kenaikan hingga 0,4% dalam sehari. Sementara harga emas berjangka tercatat naik US$ 17,80 menjadi US$ 1.292,10.
Harga perak juga menembus titik tertingginya di US$ 21 per ounce, hampir berada di titik tertinggi dalam 30 tahun.
Harga emas diuntungkan oleh terus melemahnya dolar AS. Mata uang dolar AS tercatat kembali tertekan setelah Bank Sentral AS (The Fed) mengatakan siap untuk memompakan lagi miliaran dolar ke pasar finansial guna mendorong perekonomian AS agar semakin pulih setelah diterpa resesi.
Dolar AS tercatat melemah atas euro. Mata uang tunggal euro tercatat sempat mengut ke US$ 1,3440 dolar sebelum akhirnya surut ke level US$ 1,3395 dolar. Pelemahan dolar AS membuat investor mencari tempat lindung investasi di tengah ketidak pastian ekonomi.
"Kebijakan pengenduran yang kuantitatif kemungkinan berlanjut sehingga akan membuat dolar AS melemah. Anda melihat euro dan emas akan menguat bersamaan untuk pertama kalinya setelah sekian lama," ujar Fran McGhee, analis dari Brokerage Services seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/9/2010).
No comments:
Post a Comment