Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Thursday 23 September 2010

BERITA PERUSAHAAN

BUMI Terus Melaju, Mari Akumulasi!
Ahmad Munjin

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (23/9) diprediksi kembali menguat setelah mengalami koreksi teknis. Sebab, emiten ini sudah menguat 85% dari level Rp1.300. Saatnya akumulasi beli.

Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, dipicu realisasi aksi korporasi non-preemptive issue yang akan tuntas akhir September ini. Karena itu, Willy yakin, penguatan saham BUMI terbuka lebar.

Menurutnya, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.400 dan Rp2.025 sebagai level support-nya. “Level penguatan BUMI ini berpatokan pada harga rights issue-nya di level Rp2.366 yang sudah memiliki standby buyer-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (22/9).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp25 (1,14%) jadi Rp2.150 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.175. Harga tertingginya di level Rp2.250 dan terendah Rp2.125. Volume transaksi mencapai 260,8 juta unit saham senilai Rp572,2 miliar dan frekuensi 6.099 kali.

Lebih jauh, Willy mengatakan, koreksi saham BUMI kemarin, semata dipicu faktor teknis. Sebab, kenaikannya sudah cukup tinggi dari level Rp1.300-an, ke level harga tertingginya kemarin Rp2.250. “Artinya, hingga kemarin sudah naik 87% sehingga mengalami tekanan sesaat atas saham sejuta umat ini,” paparnya.

Saat ini, lanjutnya, pasar masih menantikan realisasi aksi korporasi non-preemptive issue atau rights issue tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang akan rampung akhir September ini. “Hal itu, pasti akan diumumkan dalam waktu dekat di mana harga issue-nya di level Rp2.366 per saham,” ujarnya.

Aksi korporasi tersebut menurutnya, semacam placement kecil berupa menerbitkan saham baru kepada mitra strateginya. “Dananya akan dibayarkan ke utang-utang perseroan. Karena itu, ini sangat bagus ke depannya,” imbuhnya.

Sebelumnya, perseroan menyatakan, langkah penerbitan saham baru tanpa HMETD atau non-preemptive right senilai Rp4,59 triliun. Dana itu bakal habis dipergunakan untuk membayar utang perseroan.

Di sisi lain, Willy tidak sependapat pada saat rights issue dilakukan akan terjadi sell on news. Sebab, rangkaiannya tidak berhenti pada realisasi rights issue. Artinya, pasar juga masih akan merespon bagaimana pembayaran utang-utang BUMI selanjutnya. “Karena itu, BUMI tetap akan melanjutkan penguatan,” timpalnya.

Dengan dana yang besar untuk pembayaran utang, menurutnya, beban perseroan pun menjadi ringan. “Karena itu, ke depannya, saham BUMI sangat gampang untuk menguat,” ucap Willy meyakinkan.

Sementara itu, lanjut Willy, kenaikan harga minyak mentah dunia ke level US$75 per barel dari sebelumnya US$73 per barel, tidak akan menjadi perhatian pasar. Pasar masih akan fokus pada aksi korporasinya. “Apalagi, harga minyak bisa dikatakan tidak bergerak ke mana-mana di kisaran US$73 hingga US$76 per barel,” tambahnya.

Willy juga memperkirakan, BUMI akan mencapai level Rp3.000 dalam waktu dekat sebelum 30 September ini. Kalaupun tidak, akan terjadi penguatan pada awal Oktober.

Willy merekomendasikan akumulasi atas BUMI dengan range pembelian di level Rp2.100 hingga level Rp2.275. “Kisaran level tersebut merupakan harga aman karena berada di bawah hagara rights issue-nya,” pungkas Willy.


Mandiri Realisasikan Kredit KUR Rp500 M
Agustina Melani

(inilah.com/Wirasatria)

INILAH.COM, Jakarta - Bank Mandiri telah merealisasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) lebih dari Rp500 miliar per 17 September dari target Rp1,8 triliun.

Hal itu disampaikan Direktur PT Bank Mandiri Tbk, Pahala Mansyuri, Rabu (22/9). "Kita sudah menyalurkan kredit lebih dari Rp500 miliar per 17 September dari target Rp1,8 triliun," ujar Pahala.

Pahala menuturkan, pihaknya menyalurkan KUR baru beberapa bulan dari Juni hingga September ini sehingga penyaluran KUR masih jauh dari target. Penyaluran kredit pun telah meningkat sekitar 20%.

Pahala mengatakan, pihaknya masih terus menyalurkan kredit kepada perusahaan lain setelah PT XL Axiata Tbk. "Hingga Agustus 2010 kita sudah menyalurkan kredit sekitar Rp225 triliun," kata Pahala.

Seperti diketahui, Bank Mandiri akan melakukan penawaran umum terbatas atau rights issue pada 2010. Dana penawaran umum terbatas ini salah satu akan digunakan untuk ekspansi kredit.

PGAS juara umum Annual Report Award

JAKARTA. Penghargaan Annual Report Award (ARA) alias laporan keuangan 2009 sudah selesai dilaksanakan. Dalam penghargaan laporan keuangan ini, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjadi jawara umum.

Berdasarkan rilis yang diterima KONTAN, juara I untuk kategori private keuangan listed adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), sementara untuk perusahaan non listednya dimenangkan oleh PT Bank Syariah Mandiri.

Untuk kategori private non keuangan listed, juara I dimenangkan PT Elnusa Tbk (ELSA) dan untuk non listednya dimenangkan oleh PT Petrokimia Gresik. Sementara, untuk kategori BUMN/BUMD keuangan listed dimenangkan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan non listednya PT BPD Jawa Timur.

Sedangkan untuk kategori BUMN/BUMD non keuangan listed dimenangkan oleh PGAS. Untuk perusahan yang belum listing dimenangkan oleh PT Garuda Indonesia.


PTBA tengah mengkaji rencana stock split

JAKARTA. Makin banyak saja perusahaan yang berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham alias stock split. Kabar terbaru, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) juga berencana melakukan aksi korporasi membelah saham ini. Catatan saja, pada penutupan kemarin harga saham PTBA bertengger di level Rp 18.800.

"Kami memang tengah mengkaji rencana stock split," kata Sekretaris Perusahaan PTBA Achmad Sudarto. Namun, PTBA baru mengkaji rencana ini ditingkat internal perusahan. Sehingga, rencana stock split belum pasti akan dilakukan tahun ini.

Achmad bilang, stock split baru akan dilakukan jika kondisi pasarnya memungkinkan atau saat harganya sudah pantas untuk dipecah. Sayang, Achmad belum mau buka-bukaan pada harga berapa stock split ini akan dilakukan dan menggunakan rasio berapa.

Dia juga bilang, stock split ini dilakukan agar harga sahamnya likuid. Maklum saja, dengan pemecahan nilai saham ini maka jumlah saham yang beredar akan bertambah banyak. Namun, "Stock split harus membuat saham likuid, kalau tidak buat apa juga dilakukan," tegasnya.

Sekedar mengingatkan, ada dua perusahaan yang berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Pan Brothers Tbk (PBRX). BBRI akan melakukan stock split dengan rasio 1:2 hingga 1:4. Sementara PBRX akan melakukannya dengan rasio 1:4.

No comments: