Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Thursday 30 September 2010

INFO SEPUTAR SAHAM

Saham Lapis Kedua & Ketiga Digerakkan Likuiditas

Kamis, 30 September 2010 - 07:09 wib
text TEXT SIZE :
Foto: Widi Agustian/okezone.com

JAKARTA - Banjirnya likuiditas di pasar modal membuat pasokan dan permintaan saham, khususnya saham unggulan berkapitalisasi besar (bluechips) tidak seimbang. Dampaknya, saham-saham lapis kedua (second liner) dan ketiga (third liner) mulai bergerak.

“Itu (banjirnya likuiditas) bagus, karena perdagangan menjadi semakin marak,” kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Eddy Sugito, di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, derasnya arus modal ke lantai bursa yang didominasi aliran modal asing membuat sejumlah saham-saham bluechips memasuki jenuh beli (overbought). Dampaknya, saham-saham lapis kedua atau ketiga yang selama ini tergolong saham tidur mulai bergerak.

Menurut dia, hal tersebut justru berdampak positif pada perdagangan di lantai bursa. Pasalnya, para investor memiliki banyak pilihan untuk melakukan diversifikasi portofolionya, sehingga tidak bertumpu saham-saham unggulan saja. “Pelaku pasar mulai melirik saham kedua atau ketiga,” kata Eddy.

Dia tidak sependapat kebanjiran likuiditas yang terjadi saat ini tidak mampu diakomodir oleh saham-saham di BEI. Hal ini terlihat dari bergeraknya saham-saham lapis kedua atau ketiga.

“Jika tidak seimbang, tidak mungkin saham kecil bergerak. Jadi saya kira bukan karena tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan,” kata Eddy.

Namun diakui Eddy, tingginya minat investor pada pasar saham Indonesia membuat sejumlah emiten masuk dalam pantauan BEI karena masuk kategori (Unusual Market Activity/UMA).

“Fenomena UMA karena harga saham di rak pertama (saham unggulan) harganya sudah tinggi, sehingga investor melihat kepada rak kedua (saham perusahaan yang jarang terpantau),” katanya.

Tercatat sepanjang 2010 pada periode Januari-September 2010 sebanyak 70 efek, baik saham maupun waran masuk UMA karena terjadi peningkatan harga dan aktivitas transaksi saham di luar kebiasaaan dibandingkan periode sebelumnya.

Dia berpendapat, hal itu justru memcerminkan pasar saham domestik masih menarik. Ini sekaligus memberikan peringatan kepada investor untuk berhati-hati pada pergerakan saham tertentu.

“UMA kemungkinan karena market saat ini sedang menarik. Ini membuat terjadinya pergerakan-pergerakan saham yang di luar kebiasaan (UMA),” kata Eddy.

Namun, menurut Eddy, tidak tertutup kemungkinan maraknya UMA karena aksi sejumlah investor yang memang ingin menaikkan harga suatu saham. Oleh karena itu BEI memberitahu adanya UMA ke pasar agar dapat menjadi peringatan (alert) bagi pasar agar berhati-hati dalam melakukan investasi.

Menurut Eddy, maraknya UMA tidak bisa diindikasikan sebagai saham gorengan. Hal ini justru pertanda positif karena pasar saham Indonesia semakin tidak seragam. Pasalnya, aktivitas jual dan beli tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Sehingga sepanjang hal itu tidak menyalahi aturan, maka diperbolehkan.


cermati Saham TLKM, BBRI, BBKP & TINS


(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan hari ini, indeks diperkirakan mengalami tekanan jual sehingga melemah di kisaran 3.445-3.524. Saham pilihan TLKM, BBRI, BBKP dan TINS.

Hal itu dikatakan analis saham dari Panin Sekuritas, Purwoko Sartono kemarin. "Besok (hari ini) kami melihat tekanan jual akan kembali muncul sehingga indeks berpotensi bergerak melemah. Naiknya indeks dalam beberapa hari terakhir telah membawa beberapa saham telah memasuki area overbought," katanya.

IHSG kemarin ditutup naik 22,75 poin (0,66%) ke level 3.495,46. Volume perdagangan mencapai 6,5 miliar lembar saham dengan nilai Rp5,2 triliun. Kenaikan ini didorong oleh menguatnya saham lapis dua dan tiga. Disisi lain, terlihat saham bluechip bergerak melemah didorong akibat aksi ambil untung.

Sementara analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko merekomendasikan saham TLKM, BBRI, BBKP dan TINS. "Saham pilihan ini bila terjadi koreksi dari kegagalan menutup di atas new high di 3.520," katanya.

Saham pilihan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dengan rencana merger Flexi-Esia yang dapat menciptakan sinergi untuk meningkatkan profitabilitas dan imbal balik investasi. Perkembangan bisnis broadband internet, effisiensi infrastructure membuat analis optimisi untuk proyeksi kineja EPS (pertumbuhan laba per saham) di semester I 2011.

Saham TLKM disarankan beli dengan target harga di 9.400 dari penutupan kemarin di 9.250. Strategi masuk pertama di 9.150 dan kedua di 8.950 dengan cut loss di 8.750.

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mendapat sentimen positif dengan keputusan BI untuk mempertahankan bunga tetap pasca inflasi rendah di September. Hal ini mendorong perbankan gencar menyalurkan kredit yang tinggi ke UKM seperti BBRI. Jadi bila ada koreksi ke Rp.9.700-9.500 rekomen akumulasi.

Saham BBRI disarankan beli dengan target harga 10.450 dari penutupan kemarin di 10.000. Strategi masuk pertama di 9.700 dan kedua di 9.500 dengan cut loss di 9.350.

Saham Bank Bukopin (BBKP) dengan valuasi PER10 9x/PBV10 1.7x yang paling murah di sector perbankan UKM mikro (BBRI, BJBR, BBTN) membuatnya menarik untuk akumulasi. Apalagi inflasi rendah & suku bunga tetap mendukung pertumbuhan dan penyaluran kredit perbankan UKM mikro.

Saham BBKP disarankan beli dengan target 780 dari penutupan kemarin di 730. Strategi masuk pertama di 730 dan kedua di 710 dengan cut loss di 690.

Saham Timah (TINS) dengan biaya produksi rendah, recovery di sector industry electronik yang meningkatan permintaan timah & effisiensi melalui program expansi tambang offshore dapat meningkatan kinerja di 2011. Para analis mulai menaikan proyeksi laba per saham (EPS)

Saham TINS disarankan beli dengan target harga di 3.100 dari penutupan kemarin di 2.850. Strategi masuk pertama di 2.850 dan kedua di 2.750 dengan cut loss di 2.650.


Cermati Saham KAEF
Susan Silaban

(IST)

INILAH.COM, Jakarta - Harga saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan dikerek bandar menuju level Rp350 dalam waktu dekat.

Hal ini terkait aksi perseroan yang tengah menjajaki akuisisi PT Millenium Pharmacon International Tbk (SCPD). Selain itu, penambahan beberapa gerai apotek baru, diyakini akan mendorong kenaikan harga pada akhir tahun.

Pada penutupan perdagangan bursa Rabu (29/9) kemarin, harga saham KAEF ditutup turun Rp4 ke Rp175. [

No comments: