Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Wednesday 22 September 2010

REKOMENDASI SAHAM DARI SECURITIES

Cermati Saham BMRI, ADRO, ASII & BBRI


Pergerakan indeks pada perdagangan Rabu (22/9) diperkirakan akan fluktuatif di kisaran 3.332-3.394. Saham pilihan BMRI, ADRO, ASII dan BBRI.

Hal itu dikatakan analis saham Panin Sekuritas, Purwoko Sartono kemarin. "Besok (hari ini) kami perkirakan indeks akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Hasil sidang The Fed diperkirakan akan menjadi fokus perhatian investor regional besok (hari ini)," katanya.

IHSG kemarin bergerak melemah di tengah menguatnya bursa regional menyusul pengumuman AS telah bebas dari resesi. IHSG melanjutkan profit taking yang terjadi sehari sebelumnya. Terlihat saham perbankan menjadi pendorong utama penurunan indeks. Indeks ditutup turun 15,97 poin (0,47%) ke level 3.355,01. Volume perdagangan mencapai 10,3 miliar lembar saham dengan nilai Rp5,1 triliun.

Di sisi lain, saham sektor komoditas diperkirakan berpeluang bergerak menguat seiring dengan optimisme perekonomian global akan melanjutkan pemulihannya pasca resesi.

Sementara analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko menyarankan beli untuk saham BMRI, ADRO, ASII dan BBRI. Sebab kalau aksi ambil untk di indeks akibat keadaan jenuh beli dapat menjadi kesempatan untuk akumulasi. "Sebab kondisi makro ekonomi dan proyeksi EPS atau laba per saham di semester I 2011. Sektor consumer dan perbankan ang sempat terkoreksi bisa menjadi index mover berikutnya setelah koreksi," katanya.

Saham Bank Mandiri (BMRI) dengan koreksi akibat stress test IMF yang memproyeksikan NPL perbankan Indonesia akan naik dan efek dari dilusi pascarights issue sudah mulai tercermin dalam harga sehingga rekomen akumulasi untuk antisipasi teknikal rebound.

Saham BMRI disarankan beli dengan target harga di 6.950 dari penutupan kemarin di 6.350. Strategi masuk pertama di 6.150 dan kedua di 5.950 dengan cut loss di 5.800.

Saham Adaro Energy (ADRO) sebagai emitten batubara dengan market cap terbesar di sektornya untuk antisipasi rebound di atas Rp.2.100. Walaupun sentimen negatif dari proyeksi beberapa analis tentang laba per saham (eps) semester I 2010 dapat turun 15% sudah cukup tercermin dalam harga.

Saham ADRO disarankan beli dengan target harga di 2.150 dari penutupan kemarin di 2.025. Strategi masuk pertama di 1.960 dan kedua di 1.920 dengan cut loss di 1.870.

Saham Astra International (ASII) dengan optimisme pasar pasca data GDP growth yang naik versus tahun lalu dan perkiraan inflasi lebih rendah dari bulan lalu dapat membuat BI rate tetap stabil sehingga permintaan kredit mobil dapat terus tumbuh hingga akhir tahun bisa menjadi alasan untuk akumulasi.

Saham ASII disarankan beli dengan target harga di 95.500 dari penutupan kemarin di 55.200. Strategi masuk pertama di 53.600 dan kedua di 52.500 dengan cut loss di 51.500.

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan sentimen negatif dari proyeksi naiknya NPL oleh IMF sudah priced in. Selain itu, akibat koreksi menutup price gap di Rp.9.600 dapat digunakan sebagai ajang untuk akumulasi kembali untuk teknikal rebound.

Saham BBRI disarankan beli dengan target harga di 10.700 dari penutupan kemarin di 10.000. Strategi masuk pertama di 9.700 dan kedua di 9.550 dengan cut loss di 9.400

Bumi Pertahankan Harga Saham Baru Rp 2.366
Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih mempertahankan harga saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau non-preemptive rights minimal Rp 2.366 per saham. Perseroan belum berniat menaikkan harga minimal pelepasan saham baru tersebut menjadi Rp 2.500 – 2.600.
“Bumi tetap akan melepas saham padar harga Rp 2.366,” ujar Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (21/9).
Nilai total penjualan saham baru BUMI tersebut bila terserap seluruhnya mencapai US$ 495,89 juta atau sekitar Rp 4,46 triliun. Menurut rencana, perseroan bakal melepas maksimal 1,94 miliar saham atau sekitar 10% dari total saham BUMI saat ini (outstanding) sebanyak 19,4 miliar.
Dileep mengungkapkan, masa pembentukan harga (book building) saham baru perseroan akan ditutup 30 September 2010. Empat investor disebut-sebut menjadi calon pembeli saham anak usaha Grup Bakrie tersebut, yaitu JP Morgan Chase Bank NA, Country Forest Limited ( anak usaha China Investment Corporation/CIC), Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG, dan Credit Suisse.
Sebelumnya, Bumi mengumumkan rencana konversi utang senilai US$ 495,89 juta menjadi 10% saham melalui penerbitan saham baru non-HMETD. Keempat pembeli siaga (standby buyer) yang siap mengambil non-preemptive rights Bumi adalah empat kreditor yang akan dilunasi utang-utangnya tersebut.
Proses konversi utang menjadi saham tersebut masih dalam tahap akhir. Pelunasan dapat dilakukan kepada satu atau lebih kreditor bergantung kesepakatan. Belum lama ini, petinggi Raiffeisen Zentralbank menyatakan tidak tertarik untuk menyerap saham Bumi.
Sumber Investor Daily mengakui, ada kehendak di internal Grup Bakrie agar 10% saham non-HEMTD Bumi diserap oleh CIC. Namun, keinginan tersebut kecil kemungkinan terjadi. Sebelumnya, CIC memberikan pinjaman sebesar US$ 1,9 miliar kepada Bumi. Sebagian dari dana tersebut digunakan untuk mendanai pembelian 24% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara di pengujung 2009.
Untuk memperoleh utang dari CIC, Bumi telah menjaminkan 70% saham PT Arutmin Indonesia, 13,6% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC), dan 70% saham PT Indocoal Kaltim Resources. Selain itu, Bumi menggandaikan 70% saham PT Indocoal Kalsel Resources dan 99,9% saham PT Sitrade Coal kepada CIC.
Hingga semester I-2010, Bumi mencatat utang jangka pendek sebesar US$ 665,04 juta. Kewajiban tersebut terdiri atas utang kepada Credit Suisse US$ 294,97 juta, utang kepada JP Morgan Chase Bank NA US$ 146,27 juta, utang kepada UBS AG US$ 75 juta, dan utang kepada Bright Ventures Pte Ltd US$ 148,8 juta (biaya perolehan diamortisasi).
Di sisi lain, pendapatan perusahaan tambang batubara tersebut mencapai US$ 2,13 miliar pada semester I-2010. Pendapatan tersebut naik 24,5% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 1,71 miliar. Namun, beban pokok pendapatan naik 36,1% dari US$ 984,35 juta menjadi US$ 1,34 miliar.
Adapun laba kotor Bumi hingga semester I-2010 tercatat US$ 790,48 juta atau meningkat 8,9% dibandingkan periode sama 2009 sebesar US$ 725,79 juta. Sedangkan laba usaha naik 5,4% dari US$ 504,55 juta menjadi US$ 531,84 juta. Namun, laba bersih turun 30% dari US$ 192,29 juta menjadi US$ 134,57 juta.



No comments: