Solusi Saham

SELAMAT DATANG DI SOLUSISAHAM SANGAT SENANG JIKA DAPAT MEMBANTU ANDA , SEMUA YANG DATANG SEBAGAI TAMU AKAN TINGGAL SELAYAKNYA SAUDARA

ARTIKEL

Wednesday 1 September 2010

BERITA SAHAM NASIONAL

Cermati Saham Konsumsi-Bank


Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (1/9) masih menunggu data inflasi Agustus. Dengan prediksi inflasi lebih rendah dari estimasi, saham perbankan dan consumer goods bisa diakumulasi.

Janson Nasrial, analis pasar modal dari AM Capital mengatakan, bursa saham Indonesia hari ini masih berisiko mengalami koreksi lebih lanjut. Namun potensi rebound juga masih terbuka. “Terutama setelah turun tajam pada perdagangan kemarin,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, Price Earning (PE) IHSG yang masih tinggi, mencapai 15,1 kali, akan menghambat penguatan bursa lebih lanjut. Padahal, fundamental ekonomi dalam negeri masih positif, dengan berlanjutnya pertumbuhan. Namun, Janson optimistis bursa dapat berbalik arah, dengan ekspektasi inflasi Agustus di bawah 1%.

Ia menilai, selama bulan kemarin, tidak ada peristiwa penting yang memicu lonjakan harga. Tingginya inflasi memasuki Ramadhan dan menjelang Lebaran sudah diantisipasi pemerintah dengan memperlancar distribusi barang. “Sehingga, meskipun ada tekanan inflasi, tidak akan terlalu besar,” ujarnya.

Sementara dari faktor eksternal, pasar saat ini masih menantikan data-data penting ekonomi AS, seperti consumen confident dan consumen spending. Janson menilai, indikator di pasar global masih buruk karena initial jobless claim mingguan naik, yang berarti angka pengangguran masih tinggi.

Sedangkan apresiasi yen atas dolar AS menekan indeks Nikkei di bursa Tokyo. “Langkah bank sentral Jepang kembali mengucurkan stimulus kredit tambahan senilai 10 triliun yen tidak mampu memberi sinyal positif bagi investor,” ujarnya.

Terkait faktor inflasi, Janson masih melihat ada potensi dari beberapa sektor saham, yakni perbankan dan consumer goods. Kedua sektor ini diyakini akan terimbas langsung bila inflasi ternyata lebih rendah dari prediksi.

Sektor consumer goods dinilai inelastis terhadap kenaikan harga, sehingga meskipun ada kenaikan, konsumen masih bisa toleransi, dengan tetap melakukan pembelian.

Saham pilihannya di sektor ini adalah PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Menurutnya, penguatan rupiah atas dolar AS, menyebabkan biaya operasional perseroan turun. Selain itu, ada potensi penurunan utang dengan listingnya anak usaha INDF, yakni Indofood CBP Sukses Makmur (ICBC).

Sedangkan untuk saham perbankan, Janson memilihkan beberapa emiten, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang menarik dengan price earning ratio (PER) rendah sebesar 11,7 kali.

Kemudian saham PT Bank Jabar Banten (BJBR) dengan daya tarik PER rendah 11,4 kali dan return on equity (ROE) tinggi, yang menandakan membaiknya operasional perseroan.

Saham PT Bank Mandiri (BMRI), sebagai saham bank dengan aset terbesar juga menjadi jagoannya, terkait PER yang juga rendah di 11,5 kali. “Saya masih rekomendasikan akumulasi beli untuk saham perbankan dan INDF,” pungkasnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (31/8) ditutup turun 17,68 poin (0,57%) jadi 3.081,88. Volume perdagangan mencapai 3,8 miliar lembar saham, senilai Rp3,02 triliun. Pergerakan indeks diwarnai dengan 180 saham turun, 43 melemah dan 62 saham stagnan.

Koreksi bursa didukung aksi jual asing, dengan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell)mencapai Rp173 miliar. Dimana nilai transaksi jual lebih besar mencapaiRp1,198 triliun dan nilai transaksi beli asing hanya sebesar Rp1,025 triliun



Cermati Saham TRST

Jakarta - Saham PT Trias Sentosa Tbk (TRST) dikabarkan tengah dilirik perusahan kemasan yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur selain diminati Grup Djarum.

Perusahaan tersebut ingin mengakuisisi perseroan dengan cara mengambil alih kepemilikan mayoritas saham TRST milik PT Kopanca Lingabuana. Pemodal dari Kota Pahlawan itu menawarkan harga premium Rp250-300 per saham.

Pada penutupan perdagangan bursa kemarin (31/8) harga saham TRST ditutup turun Rp4 ke Rp191.



Saham UNSP Bakal Menuju Rp500

Jakarta - Para bandar bakal mengerek saham PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) menuju level Rp500 dalam waktu dekat.

Hal ini terkait dengan kabar perseroan segera membayar sekitar US$150 juta untuk pembelian Domba Mas. Kabar di kalangan pelaku pasar menyebutkan, closing date akan dilakuan akhir pekan ini. Untuk membayar saham Domba Mas, perseroan mendapatkan suntikan dana dari Guthrie Benhard Malaysia dan pinjaman surat utang sebesar US$100 juta.

Pada penutupan perdagangan bursa kemarin (31/8) harga saham UNSP ditutup terkoreksi Rp10 ke Rp275.

No comments: